PATI, Kompasnewsjateng.com – Berkurangnya lahan persawahan yang dipergunakan sebagai area banguanan seperti gedung dan perumahan menyebabakan peresapan air semakin berkurang.
Tentunya kondisi demikian lambat tahun akan mudah terjadi bencana alam seperti banjir bandang. Apalagi hampir setiap tahun ketika musim hujan datang wilayah Pati terdampak banjir.
Pejabat (PJ) Kabupaten Pati, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan untuk lahan persawahan harus benar-benar dilindungi jangan sampai digunakan oleh oknum yang tak bertanggung jawab untuk tempat bangunan.
“Saya juga berpesan agar sawah yang dilindungi jangan berkurang. Jangan digunakan kepentingan lain, pokoknya sawah ya untuk sawah. Sawahnya produktivitasnya ditingkatkan dengan teknologi agrikultur,”
Tentunya untuk menjaga kondusifitas lahan sawah agar sesuai fungsinya, Pihaknya mengajak semua lapisan masyarakat agar memahami tempat yang dilarang dan yang diperboleh.
“Makanya kami berpesan semua lapisan unsur masyarakat memahami tempat-tempat wilayah yang diperbolehkan untuk kepentingan rencana pemanfaatan publik,”paparnya.
Selain itu, pihaknya juga menyinggung kawasan Karst yang berada di Sukolilo di wilayah Pati Selatan. Dia mengatakan kawasan tersebut harus dijaga kelestarianya jangan sampai dirusak.
“Termasuk kawasan dilindungi seperti karst Sukolilo di wilayah Pati Selatan karena banyak menyimpan air,” tegasnya.
Kendati demikian, pihaknya berharap lokasi hijau seperti area persawahan harus dijaga kelestarian dan fungsinya. Jangan sampai Pati yang dijuluki Mina Tani ini lahan pertaniannya hilang yang nampak hanyalah gedung. (is)