PATI, Kompasnewsjateng.com – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Warsiti mengajak petani menggunakan Biosaka pada tanaman sebagai pengganti pupuk kimia. Hal ini karena dinilai lebih menguntungkan usaha tani dengan biaya produksi murah, namun menghasilkan keuntungan cukup besar. Disamping juga sebagai bentuk antisipasi kelangkaan terhadap pupuk kimia bersubsidi.
“Kami mengajak para petani beralih ke biosaka. Sebab, biaya produksi murah tapi hasilnya cukup besar,” kata politisi PDI Perjuangan itu.
Warsiti menjelaskan, biosaka yang terbuat dari rerumputan yang dicampur dengan air lalu dihancurkan, setelah itu dapat langsung diaplikasikan di lahan untuk semua jenis tanaman.
Dikatakan bahwa sebelumnya Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gabus sudah mengenalkan Pupuk Organik biosaka kepada petani di wilayah kecamatan tersebut melalui pelatihan.
“Petani di Pati sudah ada yang menggunakan Biosaka. Tapi hanya sebagian kecil. Sehingga kami harap petani yang lain juga ikut menggunakan Biosaka,” imbuhnya.
Dalam penggunaan biosaka, jelasnya, hanya membutuhkan dosis yang sedikit dalam setiap hektar lahan persawahan. Setidaknya 1,5 liter Biosaka dapat digunakan untuk 1 hektar lahan sawah dengan cara penyemprotan menggunakan sistem embun. Sehingga 1 genggam rumput yang dibuat biosaka dapat digunakan setidaknya untuk 3 hektar sawah.
Anggota komisi B ini pun mendorong agar para petani mulai beralih. Disampaikan Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) sebagai mitra kerja komisi B dapat melakukan sosialisasi untuk mensukseskan program ini. (is/adv)