PATI, Kompasnewsjateng.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Jaza Khoerul Sofyan memberikan saran kepada petani untuk tidak fokus menanam komoditas padi. Sebab menurutnya, menanam padi cukup beresiko gagal panen. Mulai dari karena banjir, kekeringan, hingga serangan hama.
Tentunya akibat dari bencana itu, menimbulkan kerugian yang tidak sedikit dari para petani karena biaya produksi yang sangat tinggi.
Untuk itu, pria yang akrab disapa Saprol itu mendorong agar para petani memiliki inovasi di bidang pertanian dalam rangka meningkatkan pendapatan.
Salah satunya adalah beralih dari tanaman padi ke tanaman lain yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti tembakau, sayur-sayuran ataupun buah-buahan.
“Untuk bisa meningkatkan pendapatan petani, karena sebagian besar masyarakat Pati adalah petani. Sekiranya yang bisa ditanami selain padi, bisa berupa sayuran atau buah-buahan,” kata anggota komisi C DPRD Pati ini.
Ia juga tak menyangkal jika menanam tanaman pangan memiliki banyak resiko. Disamping biaya perawatan yang mahal, harga saat panen juga seringkali jatuh, sehingga merugikan petani.
Saprol juga meminta agar petani bisa berinovasi sendiri, artinya tidak bergantung pada pemerintah. Apalagi jika bicara mengenai sektor pertanian, harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan faktor alam yang tidak bisa diprediksi.
“Karena tanaman pangan sulit untuk meningkatkan ekonomi, karena nilainya naik itu hanya sedikit. Memang saat ini nilai jual gabah naik karena ada bencana banjir. Kalau bisa ditanami sayuran seperti cabai, kacang, atau yang lain itu bisa meningktakan ekonomi,” tandasnya. (is/adv)