PATI, Kompasnewsjateng.com – Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DRPD) Kabupaten Pati, Muslihan menyayangkan adanya aduan dari masyarakat akan mahalnya harga gas LPG subsidi 3kg di harga Rp 35 ribu per tabung. Alhasil, dari sidak yang dilakukan oleh jajaran komisi B pada Rabu 5 Maret 2025 kemarin, pihaknya membenarkan adanya aduan tersebut.
Pihaknya pun mengaku terkejut setelah mengetahui ada pengecer yang menjual diatas Rp 35 ribu.
“Kemudian disisi lain pengecer per hari ini itu ada yang menjual ada yang Rp 35 ribu, Rp 45 ribu, lha ini kan menjadi keluh kesah masyarakat,” ujarnya Jumat (14/3/2025).
Komisi B juga meninjau langsung proses pengisian LPG baik yang bersubsidi maupun non subsidi dia Kecamatan Juwana. Dari informasi yang didapatkan di salah satu SPBE suplai gas dari Pertamina sebanyak 30 ton per hari.
Namun dari jumlah tersebut yang ditampung hanya 25 ton saja. Dari pihak SPBE menyebut, sisanya 5 ton digunakan untuk menanggulangi kemacetan distribusi dari Pertamina.
Muslihan lantas mempertanyakan mengapa harga gas LPG bisa mencapai setinggi itu apakah di bulan ramadan dimana masyarakat sangat membutuhkan gas.
“Saya tanyakan bahwa untuk pengisian ke beberapa agen itu lancar tidak? Itu ternyata juga lancar. Lha kenapa menjadi penghambatan semacam ini? Kemudian pengecer-pengecer itu juga mengeluhkan dengan harga yang melambung tinggi, apalagi ini subsidi,” jelas dia.
Selain itu, pihaknya menanyakan terkait harga LPG 3 kg yang dijual ke masyarakat melebihi HET. Kemudian, pihaknya juga meminta SPBE untuk menjual LPG ke pangkalan sesuai HET yang sudah ditetapkan pemerintah.
“Disitu kurang lebihnya itu Rp 15.500 berapa itu. Kemudian dari agen ke pangkalan kemudian ke pengecer harusnya kan Rp 18 ribu, tapi kok melambung tinggi ada apa disini,” tutupnya. (is/adv)